Friday, 8 February 2013

good old days

sesungguhnya jalan ini penuh onak dan berduri
tanpa hamparan dan permaidani
penamatnya hanya mati

i really missed the good old days. true enough. its an addiction. once you have tasted it, you will never be able to forget the sweetness of it. and no matter what you will keep on trying to find that inner happiness again that makes your life complete. it makes your heart swell with happiness and contentment with every little good things.

true happiness is not about having what u want but wanting what you have, i read it somewhere,cant remember from whom

in short its about being thankful,qanaah, bersyukur,puas dengan yang sedikit

mashaAllah, sungguh Allah telah melimpahkan nikmat yang besar pada mereka yang Allah jadikan hati mereka itu hati2 yang sentiasa bersyukur..

masa mendengar ikim siang tadi, ustaz menceritakan bagaimana seorang hamba Allah yang hidupnya penuh kesusahan di dunia, tetapi dengan takdir Allah masuk syurga, setelah dia merasa nikmat syurga, apabila ditanya apakah engkau pernah merasa kesusahan.maka dia menjawab, sungguh aku tak pernah langsung merasa apa2 kesusahan. mashaAllah, dia boleh lupa segala keperitan didunia setelah merasa nikmat syurga yang tak  terbanding

dan seorang hamba yang hidup penuh nikmat di dunia, tetapi ditakdirkan Allah ke neraka, kerana dosa yg dilakukan,setelah merasa dasyatnya neraka, apabila ditanya apakah engkau pernah merasa nikmat? maka dia menjawab sungguh aku tak pernah merasa nikmat langsung. itulah keperitan neraka dan dasyatnya membuatkan manusia lupa segala macam nikmat yg pernah dinikmati di dunia dahulu..

dan nikmat Allah juga membuatkan manusia ini lama2 akan lupa kesedihan, penderitaan di bumi, so that they can go on.

but some people dont let go. they dwell on the hurt and pain. itu merosakkan hati, membinasakan jiwa. to forgive and forget is for your own benefit not to those who have hurt you.

everytime the painful memories came, ignore it and push it away. dont allow yourself to think about it, to feel the sorrow and pain once again as though it happened yesterday. there are so many good things in life

When one door of happiness closes, another opens; but often we look so long at the closed door that we do
not see the one which has been opened for us.- Helen Keller
 
the prophet says, forgive those who wrong you, give to those who with hold form you and keep relations with those who cut theirs with you. 

Sunday, 27 January 2013

my daughter

there is no point telling people how much i love my daughter because every mother will love their children more than they love themselves. They are part of you.whatever happened to them, u feel it too.whatever being said about them, u are affected too.

sometimes i would have been so tempted of wanting to work. but there is always this part of me unable to let my daughter go and taken care by strangers. Its not just because im worried, i just couldnt bear seeing her being so sad and crying. what about didikan?who's gonna teach her values?who's gonna hug and comfort her when she cries? who's gonna build her self esteem.

the undeniable truth is that the best person to take care of your children is the mother. there's no doubt about that. people say its about quality not quantity. but how can i ensure quality when there is so little time that i spend with her everyday. it just breaks my heart thinking about it. as much as she bond with me, that is just as much i feel attached to her. i just couldnt leave her. ill be thinking about her all day long and feel miserable and wouldnt be able to do a single thing but wanting to go home quick. whats the point of working if you have such attitude. you wont be a good worker isnt it?

its more worrying if i left her to some indonesian maid or burma maid who are non muslims.or to the people who has no faith. even if they are kind and loving they wont be able to love and care for her as much as i do. and to educate,nurture her the way that i wanted. Who would be patience enough to feed someone for hours, who are running around, who keep on spilling food. no body would be patient but the mother. Who would be patience enough to stands all the mischiveousness but the mother.who would want to kiss her hundreds time a day but the mother. who would have wanted to play with her all day long but the mother.

may Allah give me the wisdom to make the right choice..to enjoy the true blessings and not to keep on craving for the deceiving worldly materials...

i remember prof muhaya once said, a woman who has a husband and children, then she has sebanyak-banyaknye nikmat..it is indeed Allah's blessing upon us, so be thankful..alhamdulillah..

jiwa yang tenteram

ubat hati ade 5
1. solat malam
2.berpuasa
3. berkumpul dengan org soleh
4.membaca al quran
5. zikir malam berpanjangan

Allah berfirman yang bermaksud: "Iaitu orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati akan menjadi tenteram." (Surah ar-Ra'd, ayat 28)

its true how did we really remember Allah every minute that passed. Its for our own benefits that we remember him. Allah doesnt need. He is The Most Exalted. we need to remember him to keep in tranquility and to free ourselves from worries,jealousy, sadness, regret, when we are thinking of other things that happened in our lives.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal soleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Surah Al-Baqarah ayat 277)

“Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Surah Al-An’am ayat 48)

“(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Surah Al-Baqarah ayat 112)

Masha Allah,there are so many verses in the quran ,how Allah promised that true believers will never be stricken with sadness and worries that may later develop into depression like so many cases in today's world.

 Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikurniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Kerana) bagi orang lelaki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari kurnia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (An-Nisa' : 32)

Al Quran is complete with the answers for everything that happened to us. Its up to us to used it as our guidance or not...

 

Friday, 25 January 2013

redha dengan ketentuan Nya

Tiada berlaku sesuatu bencana yang terjadi di atas muka bumi ini, atau ke atas diri kamu, melainkan yang demikian itu telah tercatat di dalam kitab (azal) sebeum kami laksanakan terjadinya. Sesungguhnya demikian itu bagi Allah mudah sekali. Supaya kamu tidak berdukacita terhadap apa-apa yang terlepas dari tanganmu, dan tidak bangga pula dengan apa-apa yang diberikannya oleh kamu, dan Allah tidak menyintai orang yang sombong dan membanggakan dirinya'
Surah al-Hadid; 22-23

Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan "Kami telah beriman" sedangkan mereka tidak akan diuji lagi.'
Surah al-Ankabut; 2

'Janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah, sebab sesungguhnya tidak akan berputus asa daripada rahmat Allah melainkan orang kafir sahaja.'
Surah Yusuf; 87




“Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridai”.

Dan sesiapa yang bertakwa kepada Allah nescaya dijadikan baginya jalan keluar.
65-3:  Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan sesiapa yang bertawakal kepada Allah nescaya Dia (Allah) akan mencukupkannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (surah talaq)

"Sungguh hebat keadaan orang mukmin, mereka sentiasa berkeadaan baik. Tidak terjadi yang demikian itu kecuali pada diri orang mukmin. Jika ia mendapat kesenangan ia bersyukur, hal ini adalah kebaikan. Dan jika ia ditimpa kesusahan ia bersabar, itu juga adalah kebaikan." (Hadis riwayat Imam Muslim).

Tanda redha ada tiga.
Pertama adalah kata yang baik ketika menerima ujian Allah. Innalillahi wainna ilaihi rajiun (Kami adalah milik Allah dan kepada Allah kami akan dikembalikan). Bukan sumpah seranah dan maki hamun rasa tak puas hati.
Kedua, ketika susah ingatlah dengan nikmat Allah yang banyak. Di situ anda akan berasa beruntung dengan apa yang ada pada diri.
Ketiga, ikhtiar jangan berhenti. Redha bukan bermakna menerima tanpa usaha. Itu adalah putus asa dan pesimis namanya. Tapi redha adalah semangat yang membangkitkan hati yang sedih, yang menajamkan akal fikiran, menguatkan hentakan kaki dan membuahkan idea yang bernas untuk berjaya. Jadilah orang yang bahagia dengan kekuatan yang tersimpan dalam mustika yang bernama redha kepada Allah.

its time to leave the past behind and move forward.what's done is done. Its not what you had done,its what you gonna do. 

Even Rasulullah never asked his companions, why you did that?why you didnt do that?
feeling regret of what you had done in the past is not gonna make the future better, in fact it left you feeling remorse and guilt,and how you wish you had done it differently and imagining how it would be if you had done things differently and everything would have been different.

Its not right to dwell in the past. because as muslims we believe that everything that happened to us ada hikmahnya. if it is because of our sin that we make mistakes in this life then we should seek forgiveness and pray to Allah that he will grant something better, even better than what you have lost.

recite the doa ; ya allah,kurniakanlah aku kesabaran dalam menghadapi musibah ini dan berilah ganti yg lebih baik'

imagine how ummu salamah get replacement of rasulullah as a husband,Allah indeed gave her something so much better, kekasih Allah.mashaAllah,

more important is that whatever you are feeling sad about is only the worldly material that dont last. Aim for the akhirat and Allah, then it will give you life.when your  heart is going astray this is when you started wanting this life. increase your ibadah and cleanse your heart.pray and pray and pray that ALlah will guide you and give you strength to strive in His way.



Wednesday, 23 January 2013

bila nur melimpah di hati

bila nur melimpah di hati
manusia itu bangun
dari alam kegelapan
ibarat mata yang berseri

i feel like crying when listening to this song. How i wished that i was the person who nur melimpah di hati, and the one who has risen up ,who moves towards the light and leaving the darkness behind like what i thought i did years ago. but now im not sure where im at. its just scary to think if im still those who lose their way in the darkness searching for the light and be steadfast. To remain still and not to be tempted again and again with this worldly desire.

The journey of finding the truth is mujahadah in each breath that you take. It is a mujahadah to fight the nafs.but its not easy to do. I have to pray everyday that Allah will give me the strength to be in the group of those who wins the battle of temptation and in the battle of dunya.

Bila sunnah dan quran didaulatkan
ketika itu jiwa dikorbankan
harta kemewahan dan jiwa dilaburkan
demi untuk agama kebenaran

those who are in this group, Allah has cleanse their heart, and make it free from whisper of syaitan and from being deceived with the dunia. They are indeed winners in this world and in the hereafter. They are indeed the luckiest. Indeed Allah guide those he wished to guide.

I remembered reading this book where in the verse of the quran it stated that disbelievers are like those in the depth of the sea, he was in total darkness covered by waves on top of waves. remarkably, it was proven in science that in the very deep in sea, too deep that there will be total darkness and that light wont be able to penetrate.

And on the surface there are 2 types of wave, the visible waves we see on the surface  and the other wave beneath the water that actually move in different direction. its called external and internal waves. How beautiful Allah has describe, how lost are non believers like in the depth of sea in which he was in total darkness, at the very depth of sea plus cover by waves on top of waves. he couldnt even see his own hands. And only Allah can guide whom he wants.

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfa’at bagi orang-orang yang beriman." (Adh-Dhariyat~51:55)

"Oleh itu berilah peringatan (kepada umat manusia dengan ajaran Al-Quran), kalau-kalau peringatan itu berguna (dan sudah tentu berguna). (9) Kerana orang yang takut (melanggar perintah Allah) akan menerima peringatan itu. (10) Dan (sebaliknya) orang yang sangat celaka akan menjauhinya. (11) (Al-A'la~87:9-11)


ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِ‌ۗ أَلَا بِذِڪۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَٮِٕنُّ ٱلۡقُلُوبُ
"[yaitu] orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (Al-Rad~13:28)
 
 mereka itu adalah dari orang-orang yang Kami beri hidayah petunjuk dan Kami pilih. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat (Allah) Ar-Rahman, mereka segera sujud serta menangis.(maryam 58)

Thursday, 6 December 2012

keutamaan wanita:keluarga atau kerjaya?

Baru-baru ini di Malaysia, Kongres Kesatuan Pekerja-pekerja Di Dalam Perkhidmatan Awam (CUEPACS) mengeluarkan kenyataan bahawa sektor awam dikuasai oleh wanita sebanyak 63% berbanding lelaki sebanyak 37%. Ini satu perkembangan yang agak membanggakan buat kaum wanita dan mungkin juga sebagai sedikit tamparan bagi kaum lelaki. Isu penguasaan wanita seolah-olah sudah menjadi trend dan sentimen bukan sahaja di Malaysia malahan di seluruh dunia. Namun satu persoalan yang timbul, adakah ini kesan ideologi feminisme atau perkara biasa? Apakah ini benar-benar perkara yang positif untuk semua?
Kebolehan dan keupayaan kaum wanita kini memang kita tidak dapat nafikan. Berdasarkan kerajinan, kesungguhan, sifat inkuiri, berdikari, serta kemampuan mereka mengimbangi tanggungjawab di rumah dan di tempat kerja, maka memang wajar mereka mendapat tempat dalam sektor awam malah dalam kategori pengurusan dan profesional. Namun hakikat dan fitrahNya juga perlu diambil kira, cabaran dalam melaksanakan tugas tetap akan wujud. Umpamanya keupayaan tenaga, kekangan masa dan batasan agama (pergaulan, aurat, dan lain-lain). Inilah yang perlu ditangani dengan sehabis baik oleh wanita lebih-lebih lagi yang bergelar Muslim.
Memetik ucaptama bertajuk “Peranan dan Sumbangan Wanita dan Belia Kepada Pembangunan Negara” oleh Mantan Perdana Menteri, Tun Dr. Mahathir Mohamed di Yayasan Kepimpinan Perdana, Putrajaya, wanita bakal mendominasi pengurusan tertinggi negara jika lelaki terus bersikap malas dan sambil lewa dalam menimba ilmu pengetahuan serta kemahiran.
Namun, sejarah memperlihatkan bagaimana umat Islam cemerlang, gemilang dan terbilang ketika kaum wanitanya berada di rumah. Mungkin tiada statistik yang boleh dikemukakan untuk menyokong dakwaan ini, tetapi sekurang-kurangnya strategi Ataturk ketika merancang kemusnahan Khilafah Uthmaniyyah boleh dijadikan kayu ukur.
Ataturk menyedari bahawa di antara unsur kekuatan pegangan umat Islam ialah pada kedudukan wanitanya. Masyarakat boleh diubah dengan mengubah wanita. Wanita memelihara rumah tangga, anak-anak dan suami. Institusi keluarga ini menjadi benteng pertahanan umat ketika berhadapan dengan proses pembaratan budaya dan cara hidup di kala itu.
Kerana itulah, Ataturk telah menyusun strateginya yang tersendiri. Atas nama hak sama rata antara lelaki dan wanita, Ataturk menggalakkan wanita bekerja, bermusafir keluar meninggalkan rumah, malah diberikan tempat di kerusi-kerusi parlimen. Bagi mereka yang dahagakan ‘kemajuan’ mereka melihat usaha Ataturk ini sebagai usaha pemodenan yang wajar disyukuri. Namun, strategi Ataturk berjaya apabila institusi keluarga mula retak.

Dalam masyarakat kita sendiri, kesan daripada wanita bekerja telah menimbulkan pelbagai masalah. Penjagaan anak-anak terpaksa diserahkan kepada pembantu rumah dan pusat penjagaan kanak-kanak. Lantas mereka terbentuk mengikut sifat pembantu rumah dan pusat berkenaan. Amat mendukacitakan, ada di antara umat Islam yang anak-anaknya dijaga, diberi makan dan dididik oleh pembantu rumah yang non-muslim ataupun mungkin juga Muslim tetapi tidak mengamalkan cara hidup Muslim yang sebenar. Begitu juga, anak-anak renggang dari ibu dan bapa, kasih sayang tidak sekukuh generasi lalu.
Tidak hairanlah andai ada anak-anak yang besar kepala dan tidak menghormati mahupun mentaati ibu bapa masing-masing sepertimana hadis Nabi berkaitan tanda-tanda hari kiamat bahawa anak-anak semakin ramai yang menjadi ‘raja’. Semakin ramai Muslimah yang lebih mengutamakan kerjaya dan tidak berkahwin selepas mencecah usia lanjut.
Al-Marhum Said Hawwa telah mengulas berhubung dengan hal ini di dalam kitabnya al-Islam. Beliau menegaskan bahawa Uqubat Fithriyyah (balasan / hukuman fitrah) daripada wanita meninggalkan peranan mereka di rumah dan keluar bekerja, meliputi:
1. Kecelaruan hubungan di antara lelaki dan perempuan serta hilangnya ketenangan dan kesejahteraan. Anak-anak tidak dapat mengecapi penjagaan oleh ibu bapanya dengan sempurna.
2. Perempuan hilang rasa kebergantungan kepada suaminya dan ia menjadi ancaman yang besar kepada hubungan perkahwinan mereka.
3. Wanita itu telah menolak tanggungjawab nafkah orang lain ke atas dirinya. Akibatnya, selepas mencapai usia tua dan uzur, wanita itu masih perlu bekerja seperti lelaki walaupun fizikalnya sudah tidak mengizinkan.
4. Wanita kehilangan sifat-sifat kewanitaan yang dikhususkan kepadanya. Natijahnya, wanita itu sudah tidak lagi sesuai untuk memikul tanggungjawab asasinya seperti mengandung anak.
5. Keretakan hubungan kekeluargaan berkembang menjadi krisis di dalam masyarakat.
6. Ibu bapa yang baik tidak dapat mewariskan sifat-sifat mereka yang baik kepada anak-anak bahkan hubungan kasih sayang juga terjejas.
Kerana itulah Allah menyebut di dalam surah al-Ahzab ayat 33 yang bermaksud,
“Dan tetapkanlah kedudukan kamu (wanita) di rumah dan janganlah sekali-kali kamu bertabarruj dengan tabarruj jahiliah yang pertama”.
Tepuk dada, tanya iman lalu, jadikan ia panduan.
Jika kita ingin mengaitkan isu ini dengan ideologi feminisme, mungkin kita boleh merujuk Surah Al-Ahzab, ayat 35 yang bermaksud: “Sesungguhnya lelaki Islam dan perempuan Islam, lelaki beriman dan perempuan beriman, lelaki taat dan perempuan taat, lelaki benar dan perempuan benar, lelaki sabar dan perempuan sabar, lelaki merendah diri (kepada Allah) dan perempuan yang merendah diri, lelaki bersedekah dan perempuan bersedekah, lelaki berpuasa dan perempuan berpuasa, lelaki memelihara kehormatannya dan perempuan yang memelihara kehormatannya, lelaki banyak berzikir menyebut nama Allah dan perempuan yang banyak berzikir menyebut nama Allah, Allah menyediakan bagi mereka seluruhnya keampunan dan pahala yang besar.”
Jelas dalam ayat ini Allah menyebut mengenai persamaan tuntutan beribadat dan berakhlak akan mendapat ganjaran sama yang dikurniakan Allah kepada lelaki dan wanita. Jadi persoalan menuntut hak persamaan tidak perlu diungkit lagi. Di sini kita boleh menilai bahawa keadilan di dalam Islam adalah adanya kesamaan hak dan kewajipan untuk melakukan ibadah. Akan tetapi dalam hal peranan, adil bukan bererti sama tetapi adil adalah menempatkan segala sesuatu sesuai dengan tempatnya. Antara lelaki dan wanita bukanlah pesaing tetapi rakan kongsi yang saling memerlukan antara satu sama lain.
Peranan wanita sebagai isteri bekerjaya memerlukan keseimbangan dalam melaksanakan tanggung jawab. Semua inginkan kecemerlangan dalam melaksanakan peranan yang dimainkan wanita tetapi keadaan sebenarnya adalah terlalu sukar untuk mereka cemerlang dalam semua bidang. Pengurusan rumah tangga yang bijak, berkesan dan cekap memerlukan wanita untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menangani semua masalah dan cabaran.
Sifat wanita yang dijadikan Allah penuh dengan kekuatan dalaman yang boleh dicernakan dengan mendekatkan diri kepada-Nya, dengan penuh ketakwaan dan memohon kekuatan dari-Nya dalam menghadapi segala cabaran dan halangan terutama dalam era globalisasi ini. Walaupun zaman berlalu, peranan wanita seperti Saidatina Khadijah, Saidatina Aishah, Nusaibah, Khaulah dan ramai lagi Ummul Mukminin dan Sahabiah perlu diteliti kisah hidupnya untuk mencungkil kekuatan yang boleh dicontohi sebagai bekalan dalam menghadapi dunia yang terlalu mencabar peranan Muslimah hari ini.


Sunday, 30 September 2012

Rindu nabi Muhammad terhadap kita

Suasana di majlis pertemuan itu hening sejenak. Semua yang hadir diam membatu. Mereka seperti sedang memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi Saidina Abu Bakar.
Itulah pertama kali dia mendengar orang yang sangat dikasihi melafazkan pengakuan demikian.
Seulas senyuman yang sedia terukir dibibirnya pun terungkai.
Wajahnya yang tenang berubah warna.
"Apakah maksudmu berkata demikian wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu? " Saidina Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mula menyerabut fikiran.
"Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku (ikhwan)," suara Rasulullah bernada rendah.
"Kami juga ikhwanmu, wahai Rasulullah," kata seorang sahabat yang lain pula.
Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum.
Kemudian baginda bersuara, "Saudaraku ialah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku sebagai Rasulullah dan mereka sangat mencintaiku. Malahan kecintaan mereka kepadaku melebihi cinta mereka kepada anak-anak dan orang tua mereka."
Pada ketika yang lain pula, Rasulullah menceritakan tentang keimanan 'ikhwan' baginda: "Siapakah yang paling ajaib imannya?" tanya Rasulullah.
"Malaikat," jawab sahabat.
"Bagaimana para malaikat tidak beriman kepada Allah sedangkan mereka sentiasa hampir dengan Allah," jelas Rasulullah.
Para sahabat terdiam seketika. Kemudian mereka berkata lagi, "Para nabi."
"Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka."
"Mungkin kami," celah seorang sahabat.
"Bagaimana kamu tidak beriman sedangkan aku berada ditengah-tengah kau," pintas Rasulullah menyangkal hujah sahabatnya itu.
"Kalau begitu, hanya Allah dan Rasul-Nya sahaja yang lebih mengetahui," jawab seorang sahabat lagi, mengakui kelemahan mereka.
"Kalau kamu ingin tahu siapa mereka? Mereka ialah umatku yang hidup selepasku. Mereka membaca Al Quran dan beriman dengan semua isinya. Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman denganku. Dan tujuh kali lebih berbahagia orang yang beriman denganku tetapi tidak pernah berjumpa denganku," jelas Rasulullah.
"Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka," ucap Rasulullah lagi setelah seketika membisu.

- Artikel iluvislam.com